Tempo
hari, sungai di belakang rumah saya hampir meluap. Hujan deras sejak siang sampai
sore hari membuat volume air semakin membeludak, untungnya, talut yang dibangun
di sisi sungai mencegah aliran untuk naik ke permukaan. Seingat saya, talut ini
baru berumur dua tahun. Ayah saya kebetulan ditunjuk sebagai penanggungjawab proyek
pembangunan tersebut.
Saat
ini, ia sedang bertugas di luar kota. Sesekali saat menelpon ke rumah, ia
bertanya soal kondisi sungai di belakang rumah pasca hujan deras. Pikir Ayah,
dirinya mungkin akan menjadi sosok yang paling bertanggungjawab andai jalan
pinggir komplek yang berdekatan dengan sungai masih dilanda banjir pasca dibangun
talut.
Ada
satu sudut ingatan tentang relasi Ayah dan sungai, yang selalu berhasil membuat
saya tersenyum simpul saban mengenangnya. Bukan soal talut atau banjir, tapi
soal anak tetangga yang dikabarkan hampir meregang nyawa saat aliran sungai
sedang deras-derasnya.